Halo rekan trader dan sahabat Provits di seluruh Indonesia…
Tahun Baru merupakan perayaan yang diperingati setiap tahun pada tanggal 1 Januari di seluruh dunia. Peringatan ini biasanya diikuti dengan kegiatan-kegiatan seperti merayakan dengan keluarga dan teman, menyalakan kembang api, dan lain sebagainya. Dalam dunia forex (foreign exchange), Tahun Baru tidak memiliki dampak yang signifikan pada pasar forex.
Namun, beberapa broker mungkin mengubah jam trading pada hari libur Tahun Baru, sehingga ada kemungkinan adanya perubahan dalam jam trading pada hari tersebut. Selain itu, volatilitas pasar forex mungkin juga akan menurun pada hari libur Tahun Baru karena banyak trader yang libur atau mengurangi aktivitas trading mereka.
Secara umum, Tahun Baru tidak memiliki pengaruh yang besar pada pasar forex. Namun, sebagai trader, penting untuk selalu memantau perkembangan pasar dan memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga mata uang.
Jam trading forex adalah waktu dimana pasar forex (foreign exchange) tersedia untuk melakukan trading mata uang. Pasar forex adalah pasar terbesar dan paling likuid di dunia, dengan volume perdagangan harian rata-rata yang mencapai triliunan dolar. Pasar forex buka 24 jam sehari, 5 hari dalam seminggu, yang berarti trader dapat melakukan trading kapan saja sesuai dengan preferensi mereka.
Jam trading forex terbagi menjadi empat sesi utama, yaitu:
Waktu: pukul 00:00 – 09:00 (Waktu Standar Timur)
Mata uang utama yang diperdagangkan: JPY, CNY, AUD, NZD
Waktu: pukul 14:00 – 23:00 (Waktu Standar Timur)
Mata uang utama yang diperdagangkan: EUR, GBP, CHF
Waktu: pukul 19:00 – 04:00 (Waktu Standar Timur)
Mata uang utama yang diperdagangkan: USD, CAD, MXN
Waktu: pukul 21:00 – 06:00 (Waktu Standar Timur)
Mata uang utama yang diperdagangkan: AUD, NZD, JPY
Perlu dicatat bahwa jam trading forex mungkin berbeda sesuai dengan broker atau platform trading yang Anda gunakan. Beberapa broker mungkin mengubah jam trading pada hari libur atau dapat mengalami gangguan sistem pada saat jam trading. Sebagai trader, penting untuk memahami jam trading forex dan menyesuaikan strategi trading Anda sesuai dengan sesi trading yang berlangsung.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga mata uang dalam pasar forex (foreign exchange). Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga mata uang:
Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral suatu negara dapat mempengaruhi permintaan terhadap mata uang negara tersebut. Jika tingkat suku bunga meningkat, maka mata uang negara tersebut akan mengalami apresiasi, yaitu nilai mata uang tersebut akan meningkat terhadap mata uang lainnya. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga menurun, maka mata uang negara tersebut akan mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang tersebut akan menurun terhadap mata uang lainnya.
Inflasi merupakan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam suatu negara. Jika tingkat inflasi tinggi, maka bank sentral suatu negara mungkin akan menaikkan tingkat suku bunga untuk mengendalikan inflasi, yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap mata uang negara tersebut.
Kondisi ekonomi suatu negara dapat mempengaruhi permintaan terhadap mata uang negara tersebut. Jika kondisi ekonomi suatu negara mengalami pertumbuhan yang kuat, maka permintaan terhadap mata uang negara tersebut akan meningkat, yang dapat mempengaruhi apresiasi mata uang negara tersebut. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi suatu negara mengalami stagnasi atau kontraksi, maka permintaan terhadap mata uang negara tersebut akan menurun, yang dapat mempengaruhi depresiasi mata uang negara tersebut.
Volatilitas pasar dapat mempengaruhi pergerakan harga mata uang. Jika terjadi gejolak atau ketidakstabilan di pasar, maka trader mungkin akan cenderung menjauh dari mata uang yang berisiko tinggi dan lebih memilih mata uang yang lebih stabil.
Politik suatu negara (lanjutan) Politik suatu negara dapat mempengaruhi permintaan terhadap mata uang negara tersebut. Misalnya, jika terjadi perubahan politik atau konflik di suatu negara, maka permintaan terhadap mata uang negara tersebut mungkin akan menurun. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang diambil oleh pemerintah suatu negara juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap mata uang negara tersebut.
Perdagangan internasional dapat mempengaruhi permintaan terhadap mata uang suatu negara. Jika suatu negara memiliki surplus perdagangan yang tinggi, maka permintaan terhadap mata uang negara tersebut mungkin akan meningkat. Sebaliknya, jika suatu negara memiliki defisit perdagangan yang tinggi, maka permintaan terhadap mata uang negara tersebut mungkin akan menurun.
Ketidakpastian ekonomi global, seperti perang dagang, krisis finansial, atau pandemi, dapat mempengaruhi permintaan terhadap mata uang suatu negara. Jika terjadi ketidakpastian ekonomi global yang tinggi, maka trader mungkin akan cenderung menjauh dari mata uang yang berisiko tinggi dan lebih memilih mata uang yang lebih stabil.
Sentiment pasar merupakan pandangan atau kecenderungan para pelaku pasar terhadap suatu mata uang. Jika sentiment pasar positif terhadap suatu mata uang, maka permintaan terhadap mata uang tersebut mungkin akan meningkat, yang dapat mempengaruhi apresiasi mata uang tersebut. Sebaliknya, jika sentiment pasar negatif terhadap suatu mata uang, maka permintaan terhadap mata uang tersebut mungkin akan menurun, yang dapat mempengaruhi depresiasi mata uang tersebut.
Sebagai trader forex, penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga mata uang dan menyediakan strategi trading yang sesuai untuk mengelola risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.
Mata uang berisiko adalah mata uang yang memiliki tingkat risiko yang tinggi terhadap perubahan nilai atau volatilitas. Mata uang berisiko biasanya dianggap memiliki hubungan positif dengan kondisi ekonomi dan pasar yang stabil, sehingga ketika kondisi ekonomi dan pasar sedang baik, mata uang tersebut diharapkan akan mengalami apresiasi. Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi dan pasar sedang buruk, mata uang tersebut diharapkan akan mengalami depresiasi.
Sementara itu, safe haven adalah mata uang yang dianggap memiliki tingkat risiko yang rendah dan dianggap stabil. Safe haven biasanya dianggap memiliki hubungan negatif dengan kondisi ekonomi dan pasar yang stabil, sehingga ketika kondisi ekonomi dan pasar sedang buruk, mata uang tersebut diharapkan akan mengalami apresiasi. Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi dan pasar sedang baik, mata uang tersebut diharapkan akan mengalami depresiasi.
Beberapa mata uang yang dianggap sebagai mata uang berisiko antara lain USD, EUR, GBP, dan AUD. Sementara itu, beberapa mata uang yang dianggap sebagai safe haven antara lain CHF, JPY, dan gold (emas). Namun, perlu diingat bahwa mata uang berisiko atau safe haven tidak selalu mengalami pergerakan sesuai dengan ekspektasi dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi dan pasar.
Sebagai trader, penting untuk memahami perbedaan mata uang berisiko dan safe haven dan menyesuaikan strategi trading Anda sesuai dengan kondisi pasar yang sedang terjadi. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat buat teman-teman semua dalam menjalani trading. Saya berharap trading teman-teman semua lebih baik lagi ke depannya. Salam Provits!
Untuk konsultasi online gratis
Berlangganan signal Forex Buy Sell Provits
Registrasi dan jadwal edukasi rutin
Telegram 08159910880
Jika anda tetap mau menerima update dari kami mengenai promosi, jadwal edukasi dan berita penting lain, klik link Telegram ini https://t.me/BeritaTrading Disini juga ada tampilan LIVE CHART INDIKATOR LENGKAP GRATIS SETIAP HARI LHO!!!
Joint / like fanpage Facebook kami di Provits Training
Follow us :
Twitter : @ProvitsTraining
Instagram : @Provits Training
Youtube : Provits Training