Ekonomi Amerika Serikat Bisa Resesi Di 2019 Jika Federal Reserve Naikkan Suku Bunganya

Program Trading Dengan Signal Setelah Profit Baru Bayar

Kombinasi antara kenaikan suku bunga dan naik tajamnya ekuitas global yang terus berlanjut, membuat beberapa analis keuangan dunia memperkirakan akan terjadi resesi yang tak bisa dihindari sebelum 2019 nanti. CEO Economist Intelligence Unit, Robin Bew menyatakan kepada CNBC semalam bahwa Federal Reserve akan terus mengencangkan kebijakan moneternya dengan cukup stabil selama beberapa tahun ini hingga beberapa tahun kedepan, Tetapi Robin Bew mulai berpikir bahwa diakhiri siklus nanti pasar akan mulai melihat sebuah kondisi ekonomi, khususnya di 2019 nanti. Seperti kita ketahui bahwa pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve yang berupa kenaikan suku bunga secara bertahap sekaligus sudah menarik paket stimulusnya yang mereka pompakan ke ekonomi Amerika Serikat pasca terjadinya krisis keuangan 2008. Situasi kebijakan Federal Reserve ini membuat bank sentral Eropa, European Central Bank juga ikut melakukan pengetatannya dengan mengecilkan defisit neracanya sera mengurangi program pelonggaran kuantitatifnya.

Iklan Facebook Premium Tertarget dan Teroptimasi

Robin Bew menyatakan bahwa saat ekonomi Amerika Serikat melaju tumbuh dan pengangguran menunjukkan penurunannya, maka secara bertahap akan menyerap lebih banyak kapasitas cadangan keuangannya dan membuat ekonominya agak mengendur sehingga Robin Bew yakin bahwa di 2019 ekonomi Amerika Serikat akan makin melemah. Likuiditas yang diberikan bank sentral adalah bagian penting yang harus kita pahami untuk memastikan kita bagaimana pasar bereaksi, demikian ungkap Andrew Tjhai, pelaku pasar sekaligus owner Provits Training di Jakarta. Likuiditas yang menyusut bisa menghasilkan penjualan ekuitas, tambahnya. Andrew Tjhai juga menambahkan jika mereka mengambil kelebihan likuiditas tersebut maka pasti akan menemukan hambatan aneh di beberapa bagian pasar dimana mereka tidak akan dapat bebas berdagang seperti yang dikira pada umumnya.

Signal Forex dan Gold Provits

Biasanya mereka hanya bisa menjual aset yang paling likuid dan ada dimana ekuitas biasanya ada area pilihannya. Andrew Tjhai juga melihat bahwa pengetatan moneter atau likuiditas yang diperketat dikombinasikan dengan pasar saham yang terlalu tinggi untuk beberapa waktu ini, telah memicu pertanyaan apakah ada benturan benturan kepentingan di dalamnya. Tetapi Andrew Tjhai juga melihat bahwa kebijakan pengetatan fiskal seperti reformasi pajak akan mengarah pada jatuhnya pasar dimana ada analis yang percaya bahwa pasar saham akan terus naik di tahun mendatang. Periode kenaikan harga saham juga menguatirkan dengan valuasi alias penilaian saham sendiri yang overstretched atau terlalu tinggi sehingga akan mudah digoyahkan sehingga ditakutkan akan ada resesi. Daily Telegraph sendiri memperingatkan bahwa valuasi yang terlalu tinggi bisa menyebabkan keruntuhan ekonomi seperti gelembung di akhir 1990 an dan runtuhnya Wall Street di 1929.

Sumber berita Reuters, CNBC, Bloomberg, Forex Factory, MetaTrader

Sumber video Youtube UFX.com